Senin, 20 Desember 2010

Membuat reaktor BIOGAS skala rumah tangga

          Biogas atau sering pula disebut gas bio merupakan gas yang timbul jika bahan-bahan seperti kotoran hewan, kotoran manusia, ataupun sampah, direndam di dalam air dan disimpan di tempat tertutup atau anaerob (tanpa oksigen dari udara). Proses kimia terbentuknya gas cukup rumit, tetapi cara menghasilkannya tidak sesulit proses pembentukannya. Hanya dengan teknologi sederhana gas ini dapat dihasilkan dengan baik.

          Alat pengolah biogas disebut REAKTOR BIOGAS. Tipe reaktor dapat bermacam-macam, mulai dari Konstruksi Beton hingga menggunakan DRUM BEKAS. Prinsip kerja dari kedua tipe reaktor tersebut sama, yang membedakannya adalah bahan yang digunakan, konstruksi, dan sudah pasti cara membuatnya sedikit berbeda. Berikut adalah cara membuat reaktor biogas

ALAT :
1. Drum volume 200 liter
2. Drum volume 120 liter
3. Sepotong pipa 10 cm yang berdiameter 2 cm
4. Slang untuk penyalur gas
5. Kran penyalur gas
6. Ember
7. Jerigen volume 5 liter
8. Martil
9. Pahat.

BAHAN :
1. Kotoran sapi, kerbau, unggas atau hewan lainnya
2. Limbah hasil panen dan atau sampah organik lainnya
3. Air

CARA KERJA
MEMBUAT PEMBANGKIT ATAU STARTER
  1. Campurkan 2 liter kotoran sapi dan dua liter air ke dalam ember, aduk hingga merata
  2. Tambahkan ke dalam campuran tadi cacahan rumput secukupnya dan aduk kembali hingga merata\
  3. Masukan campuran bahan-bahan tadi ke dalam jerigen yang bervolume 5 liter. Biarkanlah jerigen tersebut terbuka
  4. Simpanlah jerigen yang telah berisi campuran bahan-bahan tadi pada tempat yang aman dan terlindung selama 2 bulan.
  5. Selama penyimpanan, lakukanlah pengguncangan pada jerigen tersebut sebanyak 3 atau 4 kali dalam satu minggu

MENYIAPKAN LIMBAH YANG AKAN DIGUNAKAN
  1. Kumpulkan kotoran sapi atau hewan ternak lainnya
  2. Kumpulkan bahan-bahan organik yang berupa limbah pertanian, limbah pasar, limbah ternak, atau limbah-limbah organik lainnya.
  3. Bila bahan-bahan organik yang akan digunakan telah kering, hancurkan terlebih dahulu dengan cara mencacahnya hingga halus.
  4. Bila bahan-bahan organik yang akan digunakan masih basah (masih segar), lakukan pencabikan untuk memudahkan pembusukan, kemudian simpanlah ditempat terbuka selama sekitar 10 hari agar mengalami pembusukan.
     
MENEMPATKAN LIMBAH DALAM UNIT BIOGAS
  1. Masukan 3 ember bahan-bahan organik yang telah disiapkan di atas bersama-sama dengan 3 ember air kedalam drum yang bervolume 200 liter, kemudian aduk hingga merata.
  2. Lakukan hal yang sama hingga mencapai volume sekitar 2/3 volume drum 200 liter atau hingga setinggi volume drum 120 liter.
  3. Masukan starter yang telah disiapkan di atas ke dalam drum 200 liter yang telah diisi bahan-bahan organik, kemudian aduklah hingga merata.
  4. Masukan drum yang bervolume 120 liter dengan kran dalam keadaan terbuka. Tekanlah drum kecil tersebut hingga mencapai dasar drum besar. Usahakan tidak ada udara dalam drum kecil tersebut.
  5. Jika permukaan drum bervolume 120 liter tidak terbenam, keluarkan kembali drum tersebut dan tambahkan kembali bahan-bahan organik dan air ke dalam drum bervolume 200 liter sampai mencukupi untuk membenamkan drum bervolume 120 liter.
  6. Bila sudah diyakini bahwa drum bervolume 120 liter terbenam seluruhnya dalam campuran bahan-bahan organik yang terdapat di dalam drum bervolume 200 liter dan bagian dalam drum bervolume 120 liter tersebut telah penuh berisi bahan-bahan organik, tutuplah keran yang terdapat pada drum bervolume 120 liter tadi
  7. Biarkanlah drum-drum tadi selama 3 - 4 minggu. Selama waktu ini proses fermentasi akan berlangsung dan gas yang dihasilkan akan terjebak di dalam drum bervolume 120 liter. Gas ini akan menyebabkan drum bervolume 120 liter terdorong ke atas.
  8. Sambil menunggu proses fermentasi berlangsung, periksalah apakah ada kebocoran gas dari drum bervolume 120 liter. Bila terjadi kebocoran segera di tambal dengan cat atau aspal. Untuk mengetahui adanya kebocoran dapat dilakukan dengan cara membasahi permukaan drum bervolume 120 liter dengan air sabun. Kebocoran akan terlihat dengan adanya buih pada daerah yang bocor tersebut.
  9. Setelah diketahui drum bervolume 120 liter berisi gas, periksalah gas tersebut untuk meyakinkan bahwa gas yang terbentuk merupakan gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membuka kran dan menyalakan api di atas pipa penyalur gas.

 

Senin, 02 Agustus 2010

Selamatkan Bumi


Pemanasan global dan akibat buruknya terhadap alam dan dunia sudah menjadi kenyataan yang harus kita sikapi dengan tindakan aktif secara bersama-sama. Mari kita mulai komitmen dalam diri kita sendiri dan melakukan hal – hal kecil sehari-hari yang dapat memberikan kontribusi besar untuk bumi yang kita sayangi.

MULAI DARI DIRI SENDIRI

A. Beli Produk Lokal
Dengan membeli produk lokal dapat mengurangi jumlah emisi COsebesar 625 kg/tahun yang diakibatkan proses pengiriman produk import.
Contohnya : 1. Mengkonsumsi makanan hasil budidaya lokal dan organik
                   2. Mengkonsumsi buah-buahan sesuai musimnya.

B. Kurangi Konsumsi Daging
Dengan mengkonsumsi sayuran dan mengurangi daging ½ kg per minggu selain lebih sehat kita juga dapat mengurangi jumlah emisi CO2 yang digunakan untuk industri pengolahan daging sapi sebanyak 248 kg/tahun.

C. Trik dan Tips Berbelanja
1. Jangan membeli barang yang tidak dibutuhkan.
2. Beli barang-barang dalam ukuran besar, untuk mengurangi jumlah kemasan.
3. Lebih baik membeli barang dengan kualitas bagus daripada kualitas rendah tapi harus sering diganti.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita membeli 15% dari barang-barang konsumsi dalam jumlah besar adalah 614 kg/tahun.

1. Gunakan tas kain untuk berbelanja.
2. Pilih benda-benda yang dapat diisi ulang seperti : baterai, tinta printer
3. Hindari penggunaan peralatan makan dari kertas dan plastik
4.Selalu gunakan serbet, saputangan dan lap dari kain.
5.Gunakan kembali kantong plastik belanja untuk pelapis tong sampah.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita menggunakan serbet kain daripada serbet kertas adalah 97 kg/tahun.


MULAI DARI RUMAH KITA

A. Hemat energi
1. Ganti bola lampu biasa dengan bola lampu hemat energi (Compact Fluorescent Light Bulb).
2. Pasang saklar peredup dan Matikan lampu bila tidak digunakan
3. Warnai tembok anda dengan cat berwarna terang.
4. Matikan lampu dan buka tirai jendela di siang hari.
5. Cabut kabel peralatan elektronik dari stop kontak pada saat tidak digunakan.
6. Gunakan kabel ekstensi yang bisa dimatikan pada saat tidak digunakan.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang bisa dicegah jika kita mengganti 4 lampu biasa dengan lampu hemat energi (CFL) adalah 326 kg/tahun.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang bisa dicegah jika hanya memasang steker pemutar DVD dan pemutar musik ketika akan digunakan adalah sebesar 106 kg/tahun.


B. Pilih Peralatan Yang Hemat Energi
Belilah peralatan yang memiliki logo ”Energy Star” untuk menghemat energi, contoh untuk kulkas, ac dan microwave anda.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah bila kita memperbaharui kulkas lama dengan kulkas baru berlogo ”Energy Star” adalah sebesar 674 kg/tahun.


C. Kelola Sampah Kita
  1. Ubah sampah organik menjadi kompos.
  2. Daur ulang sampah kertas (surat kabar, kardus, majalah, kotak jus dan susu, dll), sampah kaca (botol dan toples), sampah baja dan aluminium (kaleng makanan dan minuman) dan sampah plastik (botol, kantong plastik dan lain-lain).
Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita mengurangi 25% produksi sampah dengan mengubahnya menjadi kompos adalah 472 kg/tahun.


D. Menanam Pohon
  1. Mulai tanam pohon di pekarangan rumah
  2. Beri campuran materi organik, seperti kulit pohon, serpihan kayu, daun kering dan kompos di sekeliling batang pohon/tanaman di tanah.
  3. Biarkan sisa potongan rumput tersebar di halaman Anda, daripada mengumpulkannya dalam kantong untuk dibuang.
Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah dengan membiarkan sisa potongan rumput di halaman, sehingga mengurangi penggunaan pupuk dan air adalah 26 kg/tahun.


MOBILITAS DI LUAR RUMAH
1. Gunakan kendaraan tanpa emisi seperti sepeda dan becak, atau berjalan kaki.
2. Gunakan sarana transportasi publik atau umum.
3. Maksimalkan kapasitas penumpang di kendaraan kita.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah bila satu kali dalam seminggu kita bepergian bersama orang lain menggunakan satu kendaraan saja adalah 246 kg/tahun.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika 3 kali dalam sebulan menggunakan sepeda daripada kendaraan bermotor untuk menempuh jarak 12,8 km adalah 131 kg/tahun.


HEMAT ENERGI DI TEMPAT KERJA
A. Kurangi Penggunaan Kertas
1. Gunakan kertas yang bebas klorin dan bisa didaur ulang.
2. Gunakan kedua sisi kertas, amplop dan kantong bekas untuk keperluan lain.
3. Gunakan dan simpan dokumen dalam bentuk softcopy.
4. Gunakan e-mail atau faksimili melalui komputer.
5. Hindari penggunaan lembar pengantar untuk fax.

Fakta : Jumlah emisi CO2 yang dapat dicegah jika kita mendaur ulang 100 kg kertas daripada membuangnya adalah sebesar 600 kg/tahun.

Minggu, 25 Juli 2010

mengolah sampah dapur


Dewasa ini pengelolaan sampah mandiri skala rumah tangga banyak menggunakan keranjang “sakti” Takakura karena kemampuannya mengolah sampah organik sangat baik dan tidak berbau. Keranjang sakti Takakura adalah suatu alat pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga, dan dapat dibuat sendiri menggunakan keranjang plastik ada dan sesuai. Berikut adalah proses pembuatan keranjang Takakura dan pengomposan sampah.


Pembuatan keranjang TAKAKURA


Keranjang plastik berventilasi yang berukuran min 30 x 40 x 50 cm, dapat digunakan sebagai keranjang Takakura. Bagian dalam keranjang tersebut dilapisi dengan karton bekas kardus. Di bagian dasar keranjang
diletakkan bantal berventilasi berisi gabah (bantal terbuat dari kantung kain vitrase diisi gabah / kulit beras), dan bagian atas keranjang juga ditutup dengan bantal vitrase lagi setelah kompos dimasukkan ke ruang yang tersisa. Kemudian ditutup dengan kain kasa hitam bersama dengan tutup keranjang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar di samping.


Proses  komposting sampah dapur

Pertama, memilah sampah organik ( sampah dapur dan halaman ) dan sampah non organik. Komposisi terbesar dari sampah rumah tangga adalah sekitar 70% sebenarnya adalah sampah organik. Sehingga jika kita mengolah sampah kita sendiri dapat mengurangi penumpukan sampah.

Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos itu adalah :
   - sampah sayur baru
   - sisa sayur basi (dicuci terlebih dahulu, peras, lalu airnya dibuang)
   - sisa nasi
   - sisa ikan, ayam, kulit telur
   - sampah buah atau kulit buah yang lunak ( anggur, kulit jeruk, apel dll )

Sampah organik yang tidak bisa diolah :
   - protein seperti daging, ikan, udang, juga lemak, santan, susu
     karena mengundang lalat sehingga tumbuh belatung
   - biji2 yang utuh atau keras seperti biji salak, asam, lengkeng, alpukat
     dan sejenisnya.Buah utuh yang tidak dimakan karena busuk dan berair
     seperti pepaya, melon, jeruk, dll.
   - sisa sayur yang berkuah harus dibuang airnya, jika bersantan harus
     dibilas air dan ditiriskan.

Kedua, semua sampah tersebut dicacah / dipotong kecil / digunting menjadi kecil, kemudian dimasukkan ke keranjang Takakura, dan diaduk-aduk dengan kompos activator (kompos lama). Setiap hari bisa dimasukkan sampah baru ke dalam keranjang tersebut. Untuk keluarga yang anggotanya sekitar 4-7 orang, keranjang ini akan penuh dalam waktu sekitar 2 - 4 bulan. Setelah penuh dan cukup umur, kompos yang sudah matang dari Takakura dikeluarkan untuk kemudian dijemur sampai kering kemudian diayak menjadi kompos jadi. Untuk calon kompos yang belum matang dikembalikan ke keranjang Takakura. Jika proses pengomposan tersebut benar, maka pengomposan ini sama sekali tidak menimbulkan bau busuk. Produk kompos tersebut digunakan untuk keperluan pemupukan tanaman di halaman rumah sendiri.

Rabu, 30 Juni 2010

"beyonic" teknologi pengolahan lahan bekas tambang

Istilah beyonic dikenal sebagai pupuk organik, adalah singkatan dari beyond bio-organic. Artinya, beyonic adalah teknologi untuk menjadikan pupuk organik tidak sekadar sebagai pupuk penyubur tanaman, juga untuk pemulihan lahan dengan meningkatkan unsur hara. Sehingga teknologi beyonic ini dapat diaplikasikan di lahan bekas tambang untuk pemulihan lahan dengan kadar logam berat tinggi.

Di lahan bekas tambang biasanya terdapat total karbon, mikronutrien, dan nitrogen yang rendah, sedangkan kandungan sulfur dan logam beratnya tinggi. Untuk mengembalikan kesuburan  tanah bekas tambang, maka dilakukan peningkatan karbon .

Pupuk beyonic yang digunakan adalah dibuat dari composting tumbuhan misalnya enceng gondok dan ditambahkan beberapa mikroba untuk menjalankan fungsi  untuk menyerap logam berat atau senyawa kimia lain yang berlebihan di lahan tersebut. Mikroba penambat nitrogen juga disertakan untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen. Pada beberapa tailing terdapat kadar total fosfat tinggi yang perlu dilarutkan supaya tanaman mudah tumbuh, untuk itu perlu ditambahkan mikroba yang melarutkan fosfat misalnya Bacillus dan Pseudomonas.

Setelah peningkatan fungsi lahan dengan beyonic, perlu dilakukan pemulihan lahan bekas tambang menggunakan teknologi fitoremediasi, karena lahan bekas tambang mengandung kadar logam berat. Fitoremediasi didefinisikan sebagai pencucian polutan yang dimediasi oleh tumbuhan berfotosintesis. Semua tumbuhan menyerap logam, tetapi beberapa tumbuhan mampu mengakumulasi unsur logam tertentu dalam konsentrasi tinggi.

Pemulihan lahan bekas tambang diutamakan agar lahan bisa ditanami kembali, dan tanaman yang dipilih adalah tanaman yang tumbuh cepat. Terdapat empat tanaman yang mempunyai kemampuan tumbuh cepat, yaitu angsana (Pterocarpus indicus), sengon buto (Enterolobium cuclocarpum), Paraseriantes falcataria, dan Acasia mangium. Untuk jenis tanaman yang mampu mengakumulasi logam berat dalam konsentrasi tinggi antara lain adalah Mimosa pigra, Crotalaria juncea, Crotalaria sp.dan Ipomoea sp.

Revegetasi lahan bekas tambang merupakan langkah awal untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan akibat penambangan.

Jumat, 18 Juni 2010

Membangun rumah ramah lingkungan

Menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah kewajiban kita semua. Ditengah kehidupan bermasyarakat dengan sifat egoisme manusia, setiap orang lebih memilih untuk memelihara lingkungan sebatas pada area pribadi dan mengabaikan area publik. Namun setiap sebagian kecil lingkungan adalah adalah bertautan dengan sebagian lainnya, sehingga perubahan kualitas lingkungan di area yang kecil sekalipun akan dan pasti mempengeruhi kualitas lingkungan area yang lebih luas.

Oleh karena itu sebagai masyarakat yang memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian lingkungan, dapat dimulai dari sebuah area yang kecil yaitu rumah kita. Penerapan perilaku dan aplikasi teknologi pengelolaan lingkungan untuk rumah kita, adalah sebuah tantangan kita untuk memperbaiki kualitas lingkungan, juga mengurangi efek pemanasan global sebagai issue yang mendunia.

Ada beberapa teknologi yang dapat diterapkan pada rumah kita agar menjadi sebuah rumah yang ramah lingkungan yaitu :
  • membangun instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter (tata cara pembuatan dapat di download  klik disini dengan standar SNI)
  • membuat sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan (tata cara pembuatan dapat di download klik disini dengan standar SNI)
  • beberapa teknologi lainnya masih dalam pencarian, yang selanjutnya akan saya edit untuk penyajian berikutnya. 

Beberapa tips berikut dapat di terapkan di rumah kita, sebagai tantangan untuk menjawab issue emanasan global :

1. Optimalkan ventilasi silang untuk mengurangi ketergantungan pada AC
    AC mengeluarkan zat yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Selain itu ia memiliki beban listrik yang tinggi. Jendela saat ini sudah jarang yang memiliki lubang hawa, bahayanya karena ia ternyata memang sengaja dirancang untuk ruang ber-AC. AC memang merupakan alat utama dalam mengatur kondisi udara interior, namun ia bukanlah merupakan solusi arsitektural.
    Salah satu langkah desain yang paling mudah adalah dengan menempatkan banyak bukaan pada daerah-daerah tertentu yang mengoptimalkan pergerakan udara di dalam. Namun yang menjadi kendala adalah adanya lubang ventilasi juga menyebabkan nyamuk masuk. Tetapi hal tersebut dapat disiasati dengan memasang kasa anti-nyamuk, dan memperbanyak tanaman penakut nyamuk di halaman rumah anda yang sekaligus berfungsi sebagai buffer debu.


2. Kurangi Penggunaan listrik dengan pemaksimalan cahaya masuk
    Sebagian besar listrik dunia dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fossil. Dan hasil pembakaran tersebut adalah CO2 yaitu senyawa perusak lapisan ozon yang tentunya adalah penyebab utama pemanasan global.
    Semakin besar jendela rumah anda, semakin bagus kualitas ruang anda terutama pada siang hari. Tapi berhati-hatilah terhadap bukaan menghadap timur dan barat, karena dapat menyebabkan radiasi berlebih yang justru membuat suhu rumah menjadi lebih panas.


3. Gunakan bahan Ramah lingkungan
    Kayu telah berubah statusnya dari sumber daya tak terbatas menjadi terbatas. Hingga kini kayu tetap menjadi elemen utama dalam bangunan. Tapi dengan sedikit googling kita akan sadar bahwa menggunakan kayu = menebang pohon lagi dari hutan = meningkatkan kadar CO2 di udara = merusak lapisan ozon = membuat bumi panas. Kita wajib sadar bahwa dengan level penggunaan kayu saat ini lama kelamaan hutan kita habis.
    Untuk rangka atap, baja ringan telah menjadi populer belakangan ini karena harganya yg makin terjangkau. Sebagai alternatif pengganti kusen dan daun pintu kita dapat menggunakan bahan alumunium atau PVC yang sayangnya masih terlewat mahal, namun tidak lama lagi akan turun seiring dengan meningkatnya produksi.
    Untuk membuat rumah anda 100% ramah lingkungan memang belum mungkin karena bagaimanapun juga material dasar seperti semen, baja, kaca, pasir, dan batu2 alami diperoleh dengan mengeksploitasi lingkungan atau dalam teknologi pengolahnya menghasilkan zat-zat yang merusak.

 Semoga bermanfaat...

Teknologi Beyond bio-organic "Beyonic"

Di tengah kelangkaan pupuk nasional, kita bisa mengenalkan alternatif teknologi memproduksi pupuk yang ramah lingkungan. Teknologi ini memungkinkan kemandirian dalam produksi. Kerusakan lahan pertanian yang sering didengung-dengungkan sebagian besar diakibatkan oleh penggunaan pupuk sintetis secara berlebihan yang pada akhirnya dapat merusak kesuburan tanah. Harapan Menristek mengatakan penemuan teknologi beyonic oleh para microbiologist LIPI dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah ini dalam mengembalikan kesuburan tanah melalui penggunaan mikroorganisme yang sesuai.

pemanfaatan mikroba yang melimpah yang menjadi kekayaan hayatii kita menjadi produk yang dapat meningkatkan produktifitas pertanian dan selanjutnya kesejahteraan petani sehingga mampu bersaing dengan koleganya di negara tetangga ujar Umar Anggara Jenie, Kepala LIPI dalam pembukaannya. Rekayasa teknologi yang didasari riset keilmuan multidisiplin dari mikrobiologi, fisiologi tumbuhan, ilmu tanah, bioteknologi dan lain-lain. akan terus dikembangkan sehingga tercipta produk yang selalu baru untuk menjawab tantangan baru, sepertihalnya teknologi Beyonic-LIPI ini.

Dengan teknologi Beyonic-LIPI ini, para peneliti-penelitinya ingin mencurahkan dedikasinya sesuai core competencenya di bidang mikrobilogi dalam membantu pembangunan pertanian yang berwawasan lingkungan dan bekelanjutan. Teknologi Beyonic-LIPI ini menekankan penggunaan mikroba yang teruji untuk membuat starter atau produk turunan starter yang berupa pupuk organik hayati.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Endang Sukara menyatakan, pemakaian pupuk sintetis serta penggunaan pestisida dan herbisida yang berlebihan merupakan salah satu penyebab tanah lahan pertanian mengalami penurunan kualitas. "Pengurangan pemakaian pupuk buatan ini menjadi salah satu concern LIPI, sebab selain mengurangi biaya produksi, juga membantu mengurangi emisi karbondioksida yang menjadi target pemerintah hingga tahun 2020".

Pemerintah memperkirakan, kebutuhan ketersediaan pupuk organik pada tahun 2010 mencapai lebih kurang 11,75 juta ton. "Untuk itu, pemanfaatan mikroba yang merupakan salah satu kekayaan hayati kita menjadi alternatif yang harus terus dikembangkan menjadi suatu produk untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengurangi pemakaian pupuk buatan".

Peneliti Pusat Penelitian Biologi (P2B) LIPI, Heddy Sulistyo menambahkan, "Saat ini, koleksi mikroba yang dimiliki LIPI yang ada di Puslit Bioteknologi (Biotechnology Culture Cotlection/BtCC) dan di Puslit Biologi (Biology Culture Coliection/BCC) termasuk mikroba endofitik (berasal dan diisolasi dari tumbuhan)". Selanjutnya "Mikroba-mikroba yang telah teruji, berguna untuk mengubah lahan pertanian menjadi lebih baik"

Selain ituTeknologi Beyonic-LIPI diharapkan dapat mengantisipasi dampak perubahan iklim karena dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Saat ini beberapa produk teknologi Beyonic-LIPI yang dihasilkan oleh LIPI masih memerlukan penelitian lebih lanjut guna meningkatkan kualitasnya.

Pada kesempatan acara yang sama di luncurkan juga Radar Pantai. Peluncuran ini didasari dari sumber daya laut yang melimpah belum dinikmati secara optimal oleh masyarakat. Pembangunan Radar Pantai lebih banyak terfokus pada daratan (terrestrial), sehingga negara-negara kontinental sering mempertanyakan kenapa riset kelautan Indonesia tidak menonjol. Perhatian pemerintah terhadap kelautan baru berjalan kurang dari 10 tahun, padahal laut merupakan 2/3 wilayah Indonesia. Dengan penemuan radar pantai ini diharapkan dapat membantu TNI angkatan laut untuk menjaga kaeamanan laut lepas pantai kita dari pencurian sumber daya laut oleh bangsa asing, ujar Menristek (rn/humasristek)



Sumber : menristek & LIPI