Jumat, 18 Juni 2010

Membangun rumah ramah lingkungan

Menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah kewajiban kita semua. Ditengah kehidupan bermasyarakat dengan sifat egoisme manusia, setiap orang lebih memilih untuk memelihara lingkungan sebatas pada area pribadi dan mengabaikan area publik. Namun setiap sebagian kecil lingkungan adalah adalah bertautan dengan sebagian lainnya, sehingga perubahan kualitas lingkungan di area yang kecil sekalipun akan dan pasti mempengeruhi kualitas lingkungan area yang lebih luas.

Oleh karena itu sebagai masyarakat yang memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian lingkungan, dapat dimulai dari sebuah area yang kecil yaitu rumah kita. Penerapan perilaku dan aplikasi teknologi pengelolaan lingkungan untuk rumah kita, adalah sebuah tantangan kita untuk memperbaiki kualitas lingkungan, juga mengurangi efek pemanasan global sebagai issue yang mendunia.

Ada beberapa teknologi yang dapat diterapkan pada rumah kita agar menjadi sebuah rumah yang ramah lingkungan yaitu :
  • membangun instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter (tata cara pembuatan dapat di download  klik disini dengan standar SNI)
  • membuat sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan (tata cara pembuatan dapat di download klik disini dengan standar SNI)
  • beberapa teknologi lainnya masih dalam pencarian, yang selanjutnya akan saya edit untuk penyajian berikutnya. 

Beberapa tips berikut dapat di terapkan di rumah kita, sebagai tantangan untuk menjawab issue emanasan global :

1. Optimalkan ventilasi silang untuk mengurangi ketergantungan pada AC
    AC mengeluarkan zat yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Selain itu ia memiliki beban listrik yang tinggi. Jendela saat ini sudah jarang yang memiliki lubang hawa, bahayanya karena ia ternyata memang sengaja dirancang untuk ruang ber-AC. AC memang merupakan alat utama dalam mengatur kondisi udara interior, namun ia bukanlah merupakan solusi arsitektural.
    Salah satu langkah desain yang paling mudah adalah dengan menempatkan banyak bukaan pada daerah-daerah tertentu yang mengoptimalkan pergerakan udara di dalam. Namun yang menjadi kendala adalah adanya lubang ventilasi juga menyebabkan nyamuk masuk. Tetapi hal tersebut dapat disiasati dengan memasang kasa anti-nyamuk, dan memperbanyak tanaman penakut nyamuk di halaman rumah anda yang sekaligus berfungsi sebagai buffer debu.


2. Kurangi Penggunaan listrik dengan pemaksimalan cahaya masuk
    Sebagian besar listrik dunia dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fossil. Dan hasil pembakaran tersebut adalah CO2 yaitu senyawa perusak lapisan ozon yang tentunya adalah penyebab utama pemanasan global.
    Semakin besar jendela rumah anda, semakin bagus kualitas ruang anda terutama pada siang hari. Tapi berhati-hatilah terhadap bukaan menghadap timur dan barat, karena dapat menyebabkan radiasi berlebih yang justru membuat suhu rumah menjadi lebih panas.


3. Gunakan bahan Ramah lingkungan
    Kayu telah berubah statusnya dari sumber daya tak terbatas menjadi terbatas. Hingga kini kayu tetap menjadi elemen utama dalam bangunan. Tapi dengan sedikit googling kita akan sadar bahwa menggunakan kayu = menebang pohon lagi dari hutan = meningkatkan kadar CO2 di udara = merusak lapisan ozon = membuat bumi panas. Kita wajib sadar bahwa dengan level penggunaan kayu saat ini lama kelamaan hutan kita habis.
    Untuk rangka atap, baja ringan telah menjadi populer belakangan ini karena harganya yg makin terjangkau. Sebagai alternatif pengganti kusen dan daun pintu kita dapat menggunakan bahan alumunium atau PVC yang sayangnya masih terlewat mahal, namun tidak lama lagi akan turun seiring dengan meningkatnya produksi.
    Untuk membuat rumah anda 100% ramah lingkungan memang belum mungkin karena bagaimanapun juga material dasar seperti semen, baja, kaca, pasir, dan batu2 alami diperoleh dengan mengeksploitasi lingkungan atau dalam teknologi pengolahnya menghasilkan zat-zat yang merusak.

 Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar: